Pasuruan, Dealapanenam.com | Seni budaya yang saat ini mulai terkubur di kalangan kita, tak menyurutkan semangat guru TK PGRI II Pandaan. Terobosan dan gagasan mereka dalam mempertahankan seni dan kebudayaan itu terus mereka lakukan. Contoh kecil misalnya, setiap hari Jum'at mereka para guru yang mengajar di TK itu selalu menggunakan bahasa jawa sebagai bahasa pengantar kepada murid muridnya.
Tak ayal, kecintaan para pengajar TK itu akhirnya menuai pujian dari sejumlah kalangan, terutama dari Ketua Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kabupaten Pasuruan (DK3P).
Bukan itu saja, bahkan Ketua Dewan Kesenian Kebudayaan Kabupaten Pasuruan (DK3P) Bagong Sinakarto dan Lukas Wibowo selaku Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kabupaten Pasuruan, memberikan Partisara atau Piagam Penghargaan kepada TK PGRI II Kebon Waris Pandaan tersebut, Jumat 08/02/19.
Mereka berharap, hal itu menjadi teladan bagi sekoah lain dalam melestarikan budaya bangsa dengan menunjang pendidikan karakter sekaligus melestarikan bahasa tradisional.
Kepada wartawan, laki laki yang akrab disapa Pakde Bagong itu mengatakan, jika TK PGRI II Kebon Waris Pandaan menggunakan Bahasa Jawa, tidak menutup kemungkinan di wilayah timur Pasuruan ada sekolah yang menggunakan Bahasa Madura sebagai pengantar. " Pasuruan ini Multi Culture, bisa saja di wilayah timur ada sekolah memakai bahasa madura" ungkap Pakde bagong.
"Kita Bangga luar sekali, ketika ada sekolah yang sudi menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar" Pungkas pria yang khas dengan bahasa kromo inggil itu.
Dia berharap, lembaga pendidikan lainnya dapat mengikuti jejak TK PGRI II, demi pelestarian dan Pemajuan Kebudayaan di Kabupaten Pasuruan.
Selain Ketua DK3P dan Ketua BPPD, diacara tersebut nampak hadir pejabat UPTD Pendidikan serta pengurus DK3P antara lain, Minto Asmoro (bidang konservasi budaya), Hady Moellyo (departemen seni sastra) Martina Ari Saraswati, S. Sn. (departemen media rekam IT dan perfilman). (Yudie)
Posting Komentar